Aktifitas menulis merupaka upaya memindah apa yang dilihat, dialami, dan dipikirkan ke dalam kata-kata (bahasa) baik itu menulis laporan jurnalistik,opini,narasi,puisi, maupun karangan ilmiah lainnya. Setiap manusia sesungguhnya diberi karunia oleh Yang Maha Kuasa berupa kemampuan berbahasa untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain. Entah kapan mulanya seorang bocah bisa berbicara dan bisa mengerti dengan jelas. Tiga tahun atau empat tahunkah…Entah bagaimana dia belajar kata-kata yang diucapkan.
Itulah salah satu misteri kehidupan yang membuat kita percaya bahwa setiap manusia mempunyai potensi mampu menyampaikan maksud dengan berbahasa.
Tentu saja, karena bahasa telah menjadi salah satu bentuk kebudayaan manusia, maka keberadaannya dikemaas dalam norma-norma sesuai dengan kesepakatan masyarakat di sekelilingnya. Dalam dunia penulisanpun terdapat norma-norma yang mengatur bagaimana menggunakan huruf capital,menggunakan titik koma, dan lain sebagainya.Hal tersebut pasti harus dikuasai melalui proses belajar dan latihan.
Belajar dan latihanpun tak cukup hanya satu ataupun dua kali saja, melainkan mesti harus terus menerus dan dengan disiplin yang tinggi. Dan yang tak kalah penting dalam belajar dan berlatih adalah adanya pihak lain yang bisa member tahu hal-hal yang benar maupun salah, tepat dan kurang tepatnya, maupun dangkal dan dalamnya.
Belajar dan latihanpun tak cukup hanya satu ataupun dua kali saja, melainkan mesti harus terus menerus dan dengan disiplin yang tinggi. Dan yang tak kalah penting dalam belajar dan berlatih adalah adanya pihak lain yang bisa member tahu hal-hal yang benar maupun salah, tepat dan kurang tepatnya, maupun dangkal dan dalamnya.
Selain itu juga, hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses menulis adalah sikap mental yang belum total. Artinya belajar apa saja jika dilakukan setengah-setengah tentu hasilnya tidak optimal. Kemampuan menulis bisa diibaratkan seperti pisau, jika jarang dipakai maka akan cepat berkarat, dan sebaliknya semakin sering dipakai akan makin tajam.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik juga perlunya waktu yang dikhususkan untuk menulis, mungkin pagi hari, siang, sore, malam, atau pada jam-jam istirahat. Tegaasnya ada pola disiplin. Rutinitas kelak akan menjadi suatu kebiasaan, sehingga menulis tidak sekedar iseng saja, melainkan menjadi kebutuhan sehari-hari.
0 comments:
Speak up your mind