Lain tutuq lain jajak, lain gubuk lain adat, begiitulah pribahasa (sesenggak) Sasak yang yang menggambarkan keragaman adat serta budaya di masing-masing daerah, tidak terkecuali di daerah Lombok sendiri. Termasuk di dalamnya adalah proses selamatan/tasyakkuran/hajatan yang dilakukan oleh masyarakat Lombok yang biasanya disebut dengan begawe. Baik begawe diwaktu melakukan hitanan, nikahan, ulang tahun, ataupun dalam acara lainnya.
Disebuah Dusun di wilayah Desa Pagutan, tepatnya di Dudun Lembok terdapat sebuah tradisi begawe yang masih menonjolkan budaya gotong-royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia, namun akhir-akhir ini telah mulai luntur oleh perkembangan zaman, apalagi di wilayah perkotaan. Semua saling bantu tanpa pamrih sejak dari persiapan hingga akhir acara.
Beberapa hari menjelang hari gawe, masyarakat setempat berdatangan untuk membantu yang akan mengadakan gawe atau disebut dengan “epen gawe” seperti dalam pembuatan kue yang dalam bahasa Sasak disebut “jaje”, atau dalam kegiatan-kegiatan lainnya.
Masakan has begawe adalah ares (pohon pisang muda) yang dimasak berkuah dengan campuran santan kelapa dan yang tak ketinggalan adalah “ebatan”, terbuat dari campuran nangka muda yang telah dimasak, kembang kelapa yang masih muda,daun singkong atau daun belimbing, ayam atau daging sapi, dan kelapa. Semua bahan dicincang halus menggunakan parang atau golok.
Makanya orang lombok miskin karena 7 kali begawe setahun hehe
ReplyDeleteBgwe sai ne boz
ReplyDelete